LUKA LUNA
Skenario Film Pendek
Penulis Skenario: Asa Jatmiko
Tokoh:
-
LUNA
-
BAPAK SASMITA
-
IBU SASMITA
-
BAPAK SUJANA
-
IBU SUJANA, ADIK BAPAK SASMITA
-
PAK RT
-
KAWAN-KAWAN LUNA
-
TUKANG RIAS KARAKTER
-
IBU GURU
-
BAPAK/PEMUDA
-
IBU/PEMUDI
Sinopsis:
Sudah saya tulis berulangkali, jangan
buru-buru menyebarkan berita yang kita sendiri tidak tahu fakta dan data yang
sebenar-benarnya. Luka yang kita tertawakan seharian ini tadi, jangan-jangan
adalah luka kita semua sebagai warga masyarakat dan warga medsos. Kita harus
semakin bijak bermedsos.
01.
EXT. RUANG/PENDAPA – SIANG
SUASANA
LATIHAN TEATER. IBU GURU TERLIHAT MENGARAHKAN. KEMUDIAN ADA YANG MONDAR-MANDIR
SAMBIL MENGHAPALKAN DIALOG. LALU NAMPAK SEORANG PEMAIN (LUNA) TENGAH DIRIAS
“MAKE UP KARAKTER” DENGAN LUKA PARAH DI WAJAHNYA.
BEBERAPA SAAT
KEMUDIAN SELESAI, LUNA MEMINTA TOLONG TUKANG RIAS ITU MEMFOTO WAJAHNYA.
BEBERAPA SAAT
KEMUDIAN DIA TERLIHAT MENULIS KETERANGAN FOTO DAN HENDAK MENGUNGGAH FOTO ITU.
Teks:
Berbagai kesempatan, telah kulewatkan
Semesta seolah tak memberiku ruang
Jiwaku terhimpit di antara batu-batu
Sekarang tak ada lagi pilihan
Mundur berarti pengecut
Dan aku akan tetap maju, meskipun harus hancur
Hingga semua orang akan mengerti
Aku bukan seorang pecundang
Yang ingin berlari dari kenyataan
Tetapi aku mau menjadi pahlawan
Bagi jiwaku yang haus kebenaran.
LATIHAN KE-13, GLADI KOTOR KE-1
Cuplikan dialog Rengganis, Naskah karya: Asa Jatmiko
TUKANG RIAS:
Aku boleh foto, ya?
Buat endors di instagramku...
LALU DIA MEMOTRET JUGA, DAN MENGUNGGAHNYA DI AKUN INSTAGRAMNYA,
DENGAN CAPTION:
Kadang kebenaran harus diperjuangkan dengan cara tak masuk akal.
In frame: Luna Sasmita a.k.a Rengganis
02.
EXT. RUANG SANTAI KELUARGA – SIANG
SETELAH
SUAMINYA PERGI UNTUK BEKERJA, IBU SUJANA DUDUK DAN SEGELAS KOPI INSTANT DI
MEJA, LALU BARMAIN DENGAN HAPENYA.
IBU SUJANA:
Loh, bukannya ini si Luna?!
Aduh, gawat, kecelakaan dimana sampai wajahnya rusak seperti ini?
KEMUDIAN DIA
MENGUNDUH FOTO YANG BARU DILIHATNYA, DENGAN SEKILAS SAJA MEMBACA KETERANGAN
FOTO. LALU MELALUI WA, IA KIRIM FOTO ITU KE SUAMINYA.
TEKS:
Ini Luna, kan Pak?
Anaknya Pakdhe Sasmita.
Kecelakaan atau gimana?
IBU SUJANA
PUN SEMPAT MEMBAGIKAN FOTO ITU KE DINDING FACEBOOKNYA, DENGAN MENULISKAN
KETERANGAN YANG HAMPIR SAMA.
TEKS:
Duh, Gusti....
Ada apa denganmu, Luna?
Semoga lekas sembuh, ya.
03.
INT. SEDANG MENYETIR MOBIL – SIANG
BUNYI
NOTIFIKASI PERPESANAN WA TERDENGAR, BAPAK SUJANA MENGAMBIL HAPENYA. SETELAH
MEMBACA SEKILAS, SAMBIL SESEKALI MEMPERHATIKAN JALAN, IA MENERUSKAN PESAN YANG
DIKIRIM ISTRINYA KE KAKAKNYA.
BAPAK SUJANA
Wah lupa, Mas Sasmita stroke...
LALU DIA
MENCOBA MENELPON. DITERIMA IBU SASMITA.
Halo, Mba...
IBU SASMITA
Halo...
Sujana...
Apa kabar?
BAPAK SUJANA
Baik, Mbakyu.
Mbak, tadi saya kirim foto di WA.
Coba dicek, ya..
IBU SASMITA
Oya, foto apa to?
BAPAK SUJANA
Laya, justru itu, ini saya lagi nyetir...
IBU SASMITA
Oya... hati-hati. (KEMUDIAN MENUTUP SAMBUNGAN TELEPON, MEMBUKA WA,
SAMBIL BICARA KEPADA DIRINYA SENDIRI)
Tumben kirim foto segala.
Langsung bilang saja kenapa?
CUT TO
04. MEMPERLIHATKAN TAMPILAN-TAMPILAN
KOMENTAR ATAS FOTO LUNA BERWAJAH LUKA YANG SUDAH
SEMAKIN BANYAK TERSEBAR DAN DISEBARKAN, BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM MAUPUN
WHATSAPP. SEMENTARA ORANG-ORANG BERKOMENTAR DAN MEMBAGIKAN ITU DI TENGAH
AKTIVITASNYA MASING-MASING. ADA YANG DI GAZEBO, ADA YANG TENGAH KUMPUL-KUMPUL
DI PENDAPA KECIL, ADA YANG NAIK SEPEDA MOTOR (YANG MEMBAGIKAN YANG MEMBONCENG),
ADA YANG TENGAH JALAN KAKI, DAN SEBAGAINYA AKTIVITAS MASING-MASING.
Teks:
o Itu anaknya Pak Sasmita?
o Modyar itu anak. Kecelakaan dimana?
o Bukan kecelakaan, itu karma.
o Karma?
o Orangtuanya kan dulu dipecat karena korupsi!
o Beneran? Berarti tabur tuai, ya?
o Setelah Pak Sasmita terkena stroke, sekarang giliran anaknya yang
kena! Wkwkwkw...
o Sudah jatuh tertimpa tangga...
o Stroke? Ndak matek sekalian, Om?!
o Pak Sasmita atau anaknya?
o Dua-duanya... Kan Bu Sasmita posisinya jadi free...
o Ee...malah bercanda semua! Wooiii...
o Itu bukan kecelakaan. Cermati saja lukanya. Kalau kecelakaan ndak
seperti itu lukanya?
o Entah benar atau tidak, peduli amat!
o Woi, itu anak orang, bukan anak kuda! Simpati sedikit kenapa?
o Sudah aku bilang, aku ndak peduli. Waktu aku nyalon Lurah saja dia
salah satu orang yang tidak nyoblos aku koq...
o Dia? Luna?
o Bapaknya goblok!
o Ehm...
o Sudah jangan bicara politik, itu sudah selesai.
o Pemilihan lurah kan luber jurdil. Koq dia tahu Pak Sasmita ndak
nyoblos dia?
o Wooi, ada yang sudah cek ke rumahnya belum? Kasihan itu anak,
simpati dong ah. Malah ribut di sini.
o Sekolah dimana anak itu?
o SMA 190
o Oo..dekat pasar kerbau itu, ya?
o Bukan! Sebelah timur GOR...
o Oo, ya betul kalau gitu. Tadi aku lihat orang-orang ramai berkerumun
di depan sekolahan. Apa itu, ya?
o Jam berapa?
o Aduh, lupa, tadi pokoknya pas aku lewat daerah sana.
05.
INSERT SEQUENCE 04 – CUT TO CUT – EXT. PENDAPA LATIHAN TEATER –
SIANG
MEMPERAGAKAN
BEBERAPA ADEGAN DALAM BEBERAPA PERCAKAPAN (YANG MEMUNGKINKAN SAJA) DI ATAS.
06.
INT. RUANG TENGAH KELUARGA SASMITA – SIANG
IBU SASMITA
TAMPAK BINGUNG DAN PANIK. IA KEMBALI MENGHUBUNGI ANAKNYA. NADA PANGGILNYA TIDAK
ADA JAWABAN.
IBU SASMITA
Anak ini kenapa?
Kenapa hapenya ndak juga diangkat?!
KEMUDIAN DIA MENATAP SUAMINYA, PAK SASMITA YANG TAK BERDAYA DI KURSI
RODA.
IBU SASMITA
Tadi pamitnya mau kemana?
RESPON SUAMINYA SEPERTI INGIN MENJAWAB PERGI KE SEKOLAH ADA LATIHAN
TEATER, TETAPI TIDAK MAMPU DAN TIDAK TERBACA OLEH ISTRINYA.
IBU SASMITA
Pamitnya tadi kemana?
Ini kalau beneran terjadi apa-apa, kita harus bagaimana?
Aku harus bagaimana? Kamu ndak bisa apa-apa!!
Hhrrrggghhh!!
RESPON SUAMINYA SEPERTI INGIN MENGATAKAN KEPADA ISTRINYA AGAR TIDAK
USAH MENCEMASKAN LUNA. KARENA IA YAKIN, LUNA BAIK-BAIK SAJA.
IBU SASMITA TERLIHAT MENANGIS.
Luna, kamu kenapa?
Kamu kecelakaan dimana?
Tolong Gusti...
TIBA-TIBA HAPENYA BERBUNYI. ADIK IPARNYA YANG MENELPON. TAHU ADIK IPARNYA
YANG MENELPON, LANGSUNG IA PUTUSKAN SAMBUNGAN.
HAPENYA BERDERING LAGI. PAK SASMITA MELIHAT ISTRINYA, DAN SEPERTINYA
HENDAK MENGATAKAN UNTUK DIANGKAT SAJA TELPONNYA.
IBU SASMITA
Ada apa, dik?
IBU SUJANA (MENGKLIK LOUDSPEAKER)
Bagaimana keadaan Luna, Mbakyu? Dia baik-baik saja, kan?
Orang-orang sudah ramai membicarakan Luna dimana-mana. Viral.
Duh, kasihan Luna.
Aku itu, Mbakyu, sampai gegeran tadi sama Mas Sujana, dikiranya saya
itu nyebar berita bohong. Saya kan bilang, coba tanyakan ke Mbakyu, bener si
Luna apa bukan.
Dan ternyata bener, kan? Coba kalau aku ndak langsung menyebarkan,
malah kayak apa nasibnya Luna, bisa-bisa ndak ketolong kan, ya...
IBU SASMITA DIAM SAJA.
IBU SUJANA
Mbak... Mbakyu...
Halooo....
Ya udah, duh Gusti, mohon beri kesabaran...
Semoga semuanya baik-baik saja, ya Mbakyu.
Maksud saya, tidak jadi panjang urusannya. Urusan sama sekolahan,
sama kepolisian...
IBU SASMITA MEMENCET TOMBOL MERAH, MEMUTUSKAN PEMBICARAAN IBU
SUDAJAN DI TELEPON.
07.
EXT. GAZEBO – SIANG
ADA BEBERAPA
ORANG YANG TENGAH DUDUK-DUDUK DI GAZEBO. MEREKA MASIH MEMPERBICANGKAN LUNA DI
SOSMED. MEREKA BERKUMPUL, TETAPI MASING-MASING DIAM, SIBUK DENGAN HAPENYA
MASING-MASING. SESEKALI ADA YANG TERTAWA MEMBACA, ADA JUGA YANG BERKERUT
KENING. EKSPRESI MEREKA MERESPON KALIMAT-KALIMAT YANG TERLONTAR DI WA GROUP
(wag).
DI SITU ADA
JUGA PAK RT, SEMPAT MENULISKAN TEKS:
Sudah, ini waktunya shalat. Ayo shalat dulu...
Membicarakan orang koq ya ndak habis-habis.
TAPI KEMUDIAN
LANGSUNG DISUSUL KOMENTAR LAINNYA, YANG MASIH MENUJU TOPIK LUNA DAN
KELUARGANYA.
08.
EXT. RUMAH BAPAK SASMITA - SELEPAS MAGHRIB
IBU SASMITA
TERDUDUK DI KURSI DALAM KEADAAN TIDUR, DENGAN WAJAH LELAH. SEMENTARA BAPAK
SASMITA MASIH TERJAGA, SESEKALI MELIHAT ISTRINYA, DAN IASEPERTI HENDAK MENGATAKAN
“Kamu Ibu yang sangat mencintai anakmu.” PAK SASMITA, DENGAN TANGANNYA YANG
CUKUP KESULITAN BERMAKSUD MENGUSAP DAHI ISTRINYA. SAAT ITU TIBA-TIBA TERDENGAR
PINTU DIBUKA.
PAK SASMITA
TIDAK BISA MENYEMBUNYIKAN RASA GEMBIRANYA.
LUNA
Ada apa, Pak?
PAK SASMITA DENGAN ISYARAT TUBUHNYA, MEMINTA ANAKNYA MENDEKAT.
KEMUDIAN DENGAN SUSAH PAYAH IA INGIN MENJANGKAU WAJAH LUNA. LUNA TANGGAP, LALU
MENGANGKATKAN TANGAN BAPAKNYA, DAN MENGUSAPKANNYA DI WAJAH LUNA.
PAK SASMITA NAMPAK GEMBIRA.
LALU DENGAN ISYARATNYA SEPERTI HENDAK MENGATAKAN KEPADA ANAKNYA
UNTUK MELIHAT HAPE IBUNYA, YANG TERGELETAK DI MEJA. LUNA MENGAMBIL DAN
MEMBUKANYA. IA TERKEJUT, WAJAHNYA DIBAGIKAN KEMANA-MANA DAN DENGAN KOMENTAR
YANG BERMACAM-MACAM. IA LALU MELETAKAN HAPE IBUNYA KE MEJA.
LALU IA MENGAMBIL HAPENYA SENDIRI, MENGHIDUPKAN HAPENYA, DAN MELIHAT
BELASAN KALI PANGGILAN TAK TERJAWAB DARI IBUNYA.
TIBA-TIBA HAPE IBUNYA BERDERING. PAMANNYA, PAK SUJANA, MENELPON.
PAK SUJANA
Halo, Mbakyu... Bagaimana si Luna? Di rumahsakit mana sekarang?
Kami semua khawatir di sini.
LUNA
Ini Luna, Om. Luna di rumah.
PAK SUJANA
Apa? Kamu di rumah dan baik-baik saja?
LUNA
Iya, Om
PAK SUJANA
Loh, gimana to ini?
SAMBUNGAN TELEPON DIPUTUS OLEH PAK SUJANA.
LUNA KEMUDIAN MELIHAT IBUNYA, DAN MENDEKATINYA. IA DUDUK DI SAMPING
IBUNYA, DAN MENYANDARKAN DIRI. DALAM TERTIDUR, IBUNYA KEMUDIAN MEMELUKNYA.
09.
EXT. GAZEBO – MALAM
PAK RT DUDUK
SENDIRIAN DI GAZEBO. AGAK MASYGUL DIA MEMBACA KOMENTAR ORANG-ORANG, APALAGI SETELAH
DIA TAHU APA YANG TERJADI SESUNGGUHNYA DENGAN LUNA.
DIA MENULIS
DI WAG RT01/05.
TEKS:
Sudah saya tulis berulangkali, jangan buru-buru menyebarkan berita
yang kita sendiri tidak tahu fakta dan data yang sebenar-benarnya. Luka LUNA
yang kita tertawakan seharian ini tadi, jangan-jangan adalah luka kita semua
sebagai warga masyarakat dan warga medsos. Kita harus semakin bijak bermedsos.
Wassalamu’alaikum...
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar