Sajak Asa Jatmiko
Rangu rangu tiyas matrenyuh.
Mawa sukarena.
Radyan anggarjita.
Unggul ing ayuda.
Karsaning Hyang.
Duh Gusti Dasih kula.
Sumungkeming ngarsa pada
Gusti kula.
Ing ngarsanta kula nyuwun.
Gunging Pangaksama.
Miwah wicaksana.
Nyuwun panguasa.
Ing tyas kawula.
Duh gusti, mugi kawula
Tulusa nglebur dur angkara.
Duh tulusa.
Seperti laju kereta, berderap bergemuruh, kencang menuju arah matari
Sekali langkah, dua tiga bukit terlewati, empat lima sungai tersebrangi.
Berderap bergemuruh seperti gairah degup jantung
Memompa darah ke seluruh aorta kehidupan.
Satu dua penghalang, lari tunggang langgang begitu menatap matanya.
Tiga empat perusak, lindas diterjang sepak kakinya yang kokoh tiada tara.
Kini kita memasuki abad baru,
abad yang menghadirkan ruang dan waktu dalam sekejapan mata.
Di dalam ruang yang tak berjarak dan tak berbatas.
Di dalam waktu yang tak berselang dan tak berhingga.
Yang membuat kita terharu-biru,
tetapi lebih sering membuat pilihan jadi rancu.
Tiba-tiba kita sadar telah teronggok di atas selokan.
Tibalah saatnya bagi kita!
Bergandengan tangan maju bersama
Bersatu hati, mengikat diri dalam kasih sayang
Tidak ada satu pun yang bisa menghalangi
Bergerak, berderap, berkembang dan terus melaju
Dengarlah, gemuruh nyanyian 60 ribu mulut mawar
Seperti gemuruh ombak laut selatan
Di atas pundak mereka mungkin ada beban dan seribu duka
Tetapi hati dan jiwanya selalu menjadi matahari bagi rumahnya.
Kita telah dipercaya, dan kita dipilih untuk membawa wajah mereka
Ke pintu gerbang kehidupan yang makin jaya
Mengiring mimpi-mimpi masa depan anak-cucu mereka
60 ribu pasang mata yang mengidam keinginan mulia
Menjadi cahaya bagi rumah, bahkan jadi soko guru bagi rumah
Kita telah dipercaya, dan kita dipilih untuk mengajak serta mereka
Membangun ketahanan diri akan gelombang yang jahat
Menebalkan kepercayaan diri akan masa depan yang lebih gemilang
Menjadikan mereka bagian penting darah dan daging perjuangan kita
Merekalah keluarga besar kita.
60 puluh ribu semangat yang telah menyala 63 tahun lamanya
Menjadi penerang bagi 220 juta rakyat
Menjadi batu penjuru bagi pertumbuhan ekonomi negara
Menjadi bintang merkuri bagi kebudayaan kretek
Menjadi logam mulia yang gemerlapan milik semua warga dunia
Hanya di urat-urat tembakau, tersimpan lembaran sejarah hidup kita
Mengantar kewibawaan rakyat dan raja-raja di Jawa
Hanya di serat-serat tembakau, telah mengalir darah perjuangan kita
Mendut menautkan rasa,
dan kita menemukan cinta sejak hisapan pertama
Karena di setiap mili tembakau, tersimpan kemuliaan
Yang diperebutkan oleh semua bangsa
Yang dicemburui oleh semua pakar biologi dan kimia
Yang diperebutkan oleh semua makhluk
Yang ditakuti zat kimia jahat dan radikal bebas yang menggerogoti jasad
Yang dinanti sebagai persembahan kepada tahta tertinggi
Karena di dalam tembakau, tersimpan kemuliaan
Ada keringat 60 ribu mulut mawar
Ada juntai cita-cita 60 ribu ranting mawar
Ada kesetiaan dan rengkuhan cinta para ksatria
Tibalah saatnya bagi kita!
Bergandengan tangan maju bersama
Bersatu hati, mengikat diri dalam kasih sayang
Tidak ada satu pun yang bisa menghalangi
Karena di dalam tembakau, tersimpan kemuliaan
Ada keringat 60 ribu mulut mawar
Ada juntai cita-cita 60 ribu ranting mawar
Ada kesetiaan dan rengkuhan cinta para ksatria
Para ksatria, kitalah para ksatria.
Kudus, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar