Selasa, 10 November 2020

LUKA LUNA - Skenario Film Pendek

LUKA LUNA

Skenario Film Pendek

Penulis Skenario: Asa Jatmiko





 Tonton Film LUKA LUNA

Tokoh:

-          LUNA

-          BAPAK SASMITA                                              

-          IBU SASMITA                                                    

-          BAPAK SUJANA                                                

-          IBU SUJANA, ADIK BAPAK SASMITA         

-          PAK RT                                                                 

-          KAWAN-KAWAN LUNA                                 

-          TUKANG RIAS KARAKTER                             

-          IBU GURU          

-          BAPAK/PEMUDA                                             

-          IBU/PEMUDI                                                     

 

 

Sinopsis:

Sudah saya tulis berulangkali, jangan buru-buru menyebarkan berita yang kita sendiri tidak tahu fakta dan data yang sebenar-benarnya. Luka yang kita tertawakan seharian ini tadi, jangan-jangan adalah luka kita semua sebagai warga masyarakat dan warga medsos. Kita harus semakin bijak bermedsos.

 

01.   EXT. RUANG/PENDAPA – SIANG

SUASANA LATIHAN TEATER. IBU GURU TERLIHAT MENGARAHKAN. KEMUDIAN ADA YANG MONDAR-MANDIR SAMBIL MENGHAPALKAN DIALOG. LALU NAMPAK SEORANG PEMAIN (LUNA) TENGAH DIRIAS “MAKE UP KARAKTER” DENGAN LUKA PARAH DI WAJAHNYA.

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN SELESAI, LUNA MEMINTA TOLONG TUKANG RIAS ITU MEMFOTO WAJAHNYA.

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN DIA TERLIHAT MENULIS KETERANGAN FOTO DAN HENDAK MENGUNGGAH FOTO ITU.

 

Teks:

Berbagai kesempatan, telah kulewatkan

Semesta seolah tak memberiku ruang

Jiwaku terhimpit di antara batu-batu

Sekarang tak ada lagi pilihan

Mundur berarti pengecut

Dan aku akan tetap maju, meskipun harus hancur

Hingga semua orang akan mengerti

Aku bukan seorang pecundang

Yang ingin berlari dari kenyataan

Tetapi aku mau menjadi pahlawan

Bagi jiwaku yang haus kebenaran.

 

LATIHAN KE-13, GLADI KOTOR KE-1

Cuplikan dialog Rengganis, Naskah karya: Asa Jatmiko

 

TUKANG RIAS:

Aku boleh foto, ya?

Buat endors di instagramku...

LALU DIA MEMOTRET JUGA, DAN MENGUNGGAHNYA DI AKUN INSTAGRAMNYA, DENGAN CAPTION:

Kadang kebenaran harus diperjuangkan dengan cara tak masuk akal.

In frame: Luna Sasmita a.k.a Rengganis

 

 

02.   EXT. RUANG SANTAI KELUARGA – SIANG

SETELAH SUAMINYA PERGI UNTUK BEKERJA, IBU SUJANA DUDUK DAN SEGELAS KOPI INSTANT DI MEJA, LALU BARMAIN DENGAN HAPENYA.

IBU SUJANA:

Loh, bukannya ini si Luna?!

Aduh, gawat, kecelakaan dimana sampai wajahnya rusak seperti ini?

 

KEMUDIAN DIA MENGUNDUH FOTO YANG BARU DILIHATNYA, DENGAN SEKILAS SAJA MEMBACA KETERANGAN FOTO. LALU MELALUI WA, IA KIRIM FOTO ITU KE SUAMINYA.

TEKS:

Ini Luna, kan Pak?

Anaknya Pakdhe Sasmita.

Kecelakaan atau gimana?

 

IBU SUJANA PUN SEMPAT MEMBAGIKAN FOTO ITU KE DINDING FACEBOOKNYA, DENGAN MENULISKAN KETERANGAN YANG HAMPIR SAMA.

TEKS:

Duh, Gusti....

Ada apa denganmu, Luna?

Semoga lekas sembuh, ya.

 

03.   INT. SEDANG MENYETIR MOBIL – SIANG

BUNYI NOTIFIKASI PERPESANAN WA TERDENGAR, BAPAK SUJANA MENGAMBIL HAPENYA. SETELAH MEMBACA SEKILAS, SAMBIL SESEKALI MEMPERHATIKAN JALAN, IA MENERUSKAN PESAN YANG DIKIRIM ISTRINYA KE KAKAKNYA.

BAPAK SUJANA

Wah lupa, Mas Sasmita stroke...

 

LALU DIA MENCOBA MENELPON. DITERIMA IBU SASMITA.

Halo, Mba...

 

IBU SASMITA

Halo...

Sujana...

Apa kabar?

 

BAPAK SUJANA

Baik, Mbakyu.

Mbak, tadi saya kirim foto di WA.

Coba dicek, ya..

 

IBU SASMITA

Oya, foto apa to?

 

BAPAK SUJANA

Laya, justru itu, ini saya lagi nyetir...

 

IBU SASMITA

Oya... hati-hati. (KEMUDIAN MENUTUP SAMBUNGAN TELEPON, MEMBUKA WA, SAMBIL BICARA KEPADA DIRINYA SENDIRI)

Tumben kirim foto segala.

Langsung bilang saja kenapa?

 

CUT TO

 

 

04.   MEMPERLIHATKAN TAMPILAN-TAMPILAN KOMENTAR ATAS FOTO LUNA BERWAJAH LUKA YANG SUDAH SEMAKIN BANYAK TERSEBAR DAN DISEBARKAN, BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM MAUPUN WHATSAPP. SEMENTARA ORANG-ORANG BERKOMENTAR DAN MEMBAGIKAN ITU DI TENGAH AKTIVITASNYA MASING-MASING. ADA YANG DI GAZEBO, ADA YANG TENGAH KUMPUL-KUMPUL DI PENDAPA KECIL, ADA YANG NAIK SEPEDA MOTOR (YANG MEMBAGIKAN YANG MEMBONCENG), ADA YANG TENGAH JALAN KAKI, DAN SEBAGAINYA AKTIVITAS MASING-MASING.

Teks:

o   Itu anaknya Pak Sasmita?

o   Modyar itu anak. Kecelakaan dimana?

o   Bukan kecelakaan, itu karma.

o   Karma?

o   Orangtuanya kan dulu dipecat karena korupsi!

o   Beneran? Berarti tabur tuai, ya?

o   Setelah Pak Sasmita terkena stroke, sekarang giliran anaknya yang kena! Wkwkwkw...

o   Sudah jatuh tertimpa tangga...

o   Stroke? Ndak matek sekalian, Om?!

o   Pak Sasmita atau anaknya?

o   Dua-duanya... Kan Bu Sasmita posisinya jadi free...

o   Ee...malah bercanda semua! Wooiii...

o   Itu bukan kecelakaan. Cermati saja lukanya. Kalau kecelakaan ndak seperti itu lukanya?

o   Entah benar atau tidak, peduli amat!

o   Woi, itu anak orang, bukan anak kuda! Simpati sedikit kenapa?

o   Sudah aku bilang, aku ndak peduli. Waktu aku nyalon Lurah saja dia salah satu orang yang tidak nyoblos aku koq...

o   Dia? Luna?

o   Bapaknya goblok!

o   Ehm...

o   Sudah jangan bicara politik, itu sudah selesai.

o   Pemilihan lurah kan luber jurdil. Koq dia tahu Pak Sasmita ndak nyoblos dia?

o   Wooi, ada yang sudah cek ke rumahnya belum? Kasihan itu anak, simpati dong ah. Malah ribut di sini.

o   Sekolah dimana anak itu?

o   SMA 190

o   Oo..dekat pasar kerbau itu, ya?

o   Bukan! Sebelah timur GOR...

o   Oo, ya betul kalau gitu. Tadi aku lihat orang-orang ramai berkerumun di depan sekolahan. Apa itu, ya?

o   Jam berapa?

o   Aduh, lupa, tadi pokoknya pas aku lewat daerah sana.

 

05.   INSERT SEQUENCE 04 – CUT TO CUT – EXT. PENDAPA LATIHAN TEATER – SIANG

MEMPERAGAKAN BEBERAPA ADEGAN DALAM BEBERAPA PERCAKAPAN (YANG MEMUNGKINKAN SAJA) DI ATAS.

 

06.   INT. RUANG TENGAH KELUARGA SASMITA – SIANG

IBU SASMITA TAMPAK BINGUNG DAN PANIK. IA KEMBALI MENGHUBUNGI ANAKNYA. NADA PANGGILNYA TIDAK ADA JAWABAN.

IBU SASMITA

Anak ini kenapa?

Kenapa hapenya ndak juga diangkat?!

 

KEMUDIAN DIA MENATAP SUAMINYA, PAK SASMITA YANG TAK BERDAYA DI KURSI RODA.

IBU SASMITA

Tadi pamitnya mau kemana?

 

RESPON SUAMINYA SEPERTI INGIN MENJAWAB PERGI KE SEKOLAH ADA LATIHAN TEATER, TETAPI TIDAK MAMPU DAN TIDAK TERBACA OLEH ISTRINYA.

 

IBU SASMITA

Pamitnya tadi kemana?

Ini kalau beneran terjadi apa-apa, kita harus bagaimana?

Aku harus bagaimana? Kamu ndak bisa apa-apa!!

Hhrrrggghhh!!

 

RESPON SUAMINYA SEPERTI INGIN MENGATAKAN KEPADA ISTRINYA AGAR TIDAK USAH MENCEMASKAN LUNA. KARENA IA YAKIN, LUNA BAIK-BAIK SAJA.

 

IBU SASMITA TERLIHAT MENANGIS.

Luna, kamu kenapa?

Kamu kecelakaan dimana?

Tolong Gusti...

 

TIBA-TIBA HAPENYA BERBUNYI. ADIK IPARNYA YANG MENELPON. TAHU ADIK IPARNYA YANG MENELPON, LANGSUNG IA PUTUSKAN SAMBUNGAN.

 

HAPENYA BERDERING LAGI. PAK SASMITA MELIHAT ISTRINYA, DAN SEPERTINYA HENDAK MENGATAKAN UNTUK DIANGKAT SAJA TELPONNYA.

 

IBU SASMITA

Ada apa, dik?

 

IBU SUJANA (MENGKLIK LOUDSPEAKER)

Bagaimana keadaan Luna, Mbakyu? Dia baik-baik saja, kan?

Orang-orang sudah ramai membicarakan Luna dimana-mana. Viral.

Duh, kasihan Luna.

Aku itu, Mbakyu, sampai gegeran tadi sama Mas Sujana, dikiranya saya itu nyebar berita bohong. Saya kan bilang, coba tanyakan ke Mbakyu, bener si Luna apa bukan.

Dan ternyata bener, kan? Coba kalau aku ndak langsung menyebarkan, malah kayak apa nasibnya Luna, bisa-bisa ndak ketolong kan, ya...

 

IBU SASMITA DIAM SAJA.

 

IBU SUJANA

Mbak... Mbakyu...

Halooo....

 

Ya udah, duh Gusti, mohon beri kesabaran...

Semoga semuanya baik-baik saja, ya Mbakyu.

 

Maksud saya, tidak jadi panjang urusannya. Urusan sama sekolahan, sama kepolisian...

 

IBU SASMITA MEMENCET TOMBOL MERAH, MEMUTUSKAN PEMBICARAAN IBU SUDAJAN DI TELEPON.

 

07.   EXT. GAZEBO – SIANG

ADA BEBERAPA ORANG YANG TENGAH DUDUK-DUDUK DI GAZEBO. MEREKA MASIH MEMPERBICANGKAN LUNA DI SOSMED. MEREKA BERKUMPUL, TETAPI MASING-MASING DIAM, SIBUK DENGAN HAPENYA MASING-MASING. SESEKALI ADA YANG TERTAWA MEMBACA, ADA JUGA YANG BERKERUT KENING. EKSPRESI MEREKA MERESPON KALIMAT-KALIMAT YANG TERLONTAR DI WA GROUP (wag).

DI SITU ADA JUGA PAK RT, SEMPAT MENULISKAN TEKS:

Sudah, ini waktunya shalat. Ayo shalat dulu...

Membicarakan orang koq ya ndak habis-habis.

 

TAPI KEMUDIAN LANGSUNG DISUSUL KOMENTAR LAINNYA, YANG MASIH MENUJU TOPIK LUNA DAN KELUARGANYA.

 

08.   EXT. RUMAH BAPAK SASMITA - SELEPAS MAGHRIB

IBU SASMITA TERDUDUK DI KURSI DALAM KEADAAN TIDUR, DENGAN WAJAH LELAH. SEMENTARA BAPAK SASMITA MASIH TERJAGA, SESEKALI MELIHAT ISTRINYA, DAN IASEPERTI HENDAK MENGATAKAN “Kamu Ibu yang sangat mencintai anakmu.” PAK SASMITA, DENGAN TANGANNYA YANG CUKUP KESULITAN BERMAKSUD MENGUSAP DAHI ISTRINYA. SAAT ITU TIBA-TIBA TERDENGAR PINTU DIBUKA.

PAK SASMITA TIDAK BISA MENYEMBUNYIKAN RASA GEMBIRANYA.

LUNA

Ada apa, Pak?

 

PAK SASMITA DENGAN ISYARAT TUBUHNYA, MEMINTA ANAKNYA MENDEKAT. KEMUDIAN DENGAN SUSAH PAYAH IA INGIN MENJANGKAU WAJAH LUNA. LUNA TANGGAP, LALU MENGANGKATKAN TANGAN BAPAKNYA, DAN MENGUSAPKANNYA DI WAJAH LUNA.

PAK SASMITA NAMPAK GEMBIRA.

 

LALU DENGAN ISYARATNYA SEPERTI HENDAK MENGATAKAN KEPADA ANAKNYA UNTUK MELIHAT HAPE IBUNYA, YANG TERGELETAK DI MEJA. LUNA MENGAMBIL DAN MEMBUKANYA. IA TERKEJUT, WAJAHNYA DIBAGIKAN KEMANA-MANA DAN DENGAN KOMENTAR YANG BERMACAM-MACAM. IA LALU MELETAKAN HAPE IBUNYA KE MEJA.

LALU IA MENGAMBIL HAPENYA SENDIRI, MENGHIDUPKAN HAPENYA, DAN MELIHAT BELASAN KALI PANGGILAN TAK TERJAWAB DARI IBUNYA.

 

TIBA-TIBA HAPE IBUNYA BERDERING. PAMANNYA, PAK SUJANA, MENELPON.

 

PAK SUJANA

Halo, Mbakyu... Bagaimana si Luna? Di rumahsakit mana sekarang?

Kami semua khawatir di sini.

 

LUNA

Ini Luna, Om. Luna di rumah.

 

PAK SUJANA

Apa? Kamu di rumah dan baik-baik saja?

 

LUNA

Iya, Om

 

PAK SUJANA

Loh, gimana to ini?

 

SAMBUNGAN TELEPON DIPUTUS OLEH PAK SUJANA.

 

LUNA KEMUDIAN MELIHAT IBUNYA, DAN MENDEKATINYA. IA DUDUK DI SAMPING IBUNYA, DAN MENYANDARKAN DIRI. DALAM TERTIDUR, IBUNYA KEMUDIAN MEMELUKNYA.

 

09.   EXT. GAZEBO – MALAM

PAK RT DUDUK SENDIRIAN DI GAZEBO. AGAK MASYGUL DIA MEMBACA KOMENTAR ORANG-ORANG, APALAGI SETELAH DIA TAHU APA YANG TERJADI SESUNGGUHNYA DENGAN LUNA.

DIA MENULIS DI WAG RT01/05.

TEKS:

Sudah saya tulis berulangkali, jangan buru-buru menyebarkan berita yang kita sendiri tidak tahu fakta dan data yang sebenar-benarnya. Luka LUNA yang kita tertawakan seharian ini tadi, jangan-jangan adalah luka kita semua sebagai warga masyarakat dan warga medsos. Kita harus semakin bijak bermedsos. Wassalamu’alaikum...

 

 

TAMAT

 

Tidak ada komentar: