Senin, 06 Juni 2016

Angkatan Darurat

ANGKATAN DARURAT
Sajak Asa Jatmiko


32 tahun masa gelap
18 tahun gegap gempita tanpa cahaya
Hari ini kita adalah angkatan darurat
Yang dipenuhi kecemasan dan ketakutan.

Jiwajiwa yang lumpuh
Memandang rendah orang lain
Jiwajiwa yang terbelah
Menganggap orang lain tak ada gunanya.

Rumah tak lagi ramah
Berubah menjadi sarang srigala
Ketika pintu dibuka, ia makan apa saja
Makan siapa saja
Seolah hidup bagi dirinya saja
Seolah hidup hanya hari ini saja
Srigala merobek keheningan
Menjadi tangis dan teriakan hampa.

Hari ini kita adalah angkatan darurat
Barisan yang dipenuhi ketakutan
Legiun yang dihasilkan dari kemunafikan masa lalu
Laskar yang mematikan, bagi masa depan.

Seragamnya usus memburai dari perut luka
Tangannya baja hitam berkuku tajam
Otaknya tabung gaz yang siap meledak
Tersulut dengan mudahnya
Bahkan tak perlu tahu untuk apa.

Hari ini kita adalah angkatan darurat
Dengan lengan penuh bintik merah jarumjarum suntik
Kita merasa kuat meskipun sesungguhnya lemah
Kita merasa hebat meski sesungguhnya payah
Kita bobrok
Masa depan kita adalah lelaki tua
Yang tinggal menunggu hari tutup usia.

Hari ini kita adalah angkatan darurat
Dongeng menjelang tidur tak pernah terdengar lagi
Karena ayah sibuk ngurus bini mudanya
Dan ibu kita sibuk mengejar kariernya

Halamam dengan bulan bundar di tengahnya
Sepi
Telah lama kita tinggalkan
Kita lebih banyak bertemu lewat media sosial
Kita berkelakar di grupgrup percakapan maya
Kita semakin tak menganggap penting perjumpaan
Kita semakin sulit mengingat wajah dan nama
Kita seolah didekatkan, tapi kita tak pernah menyadari kita tengah saling dijauhkan.

Kita telah sekian lama dicekoki untung rugi
Karena di luar semua hanya dihitung untung rugi
Sekolahsekolah sudah dilabeli hargaharga
Tak ubahnya seperti barang di supermarket
Sekolahsekolah tak lagi menjadi ruang pendidikan
Ia tak ubahnya label status sosial
Siapa mampu beli, seolah terbeli harga diri.

Kita menjadi angkatan darurat yang dilepas
Di tengah kawanan srigala
Di padang pembantaian nurani dan akal budi.

Kita adalah angkatan darurat
Angkatan kecemasan akan masa depan
Angkatan ketakutan akan rasa damai
Angkatan yang sakit karena jiwajiwa terbelah.

Orang menggorok leher tetangganya
Anakanak memperkosa gadis beramairamai
Lalu membantainya di ujung malam
Pemuda kalap menyekap pacarnya sendiri
Lalu membuangnya ke selokan, sawah, hutan
Dan di kamar orangtuanya sendiri.
Kita menebar tangis nyeri dimanamana
Ibu mengoyak baju anaknya
Lalu mengelupas keceriaannya di bantal tua.

Semua orang kalap
Semua orang marah
Semua orang menangis dan marah
Tapi habis itu tetap tak ada apaapa
Masih saja ada dan terjadi di sekitar kita.

Kita adalah angkatan darurat
Karena kita telah menyuburkan kecurigaan
Memompa gairah saling benci di antara kita.

Yang satu merasa paling benar dari yang lain
Yang satu merasa berhak menjadi pembenar atas yang lain
Yang satu merasa berhak mengadili yang lain atas nama kebenarannya sendiri
Kita tumbuh di lahan pekarangan
Yang penuh buluh dan duri
Bau bacin dan amis darah.

Hari ini kita adalah angkatan darurat
Bergegaslah berobat
Bersegeralah bertobat
Kembalilah pada keindahan sejati
Kembalilah pada kedamaian sejati
Dimana hati bertemu hati
Dimana muka bertemu muka
Dimana manusia melihat manusia
Dimana kita melihat Tuhan di setiap ciptanNya.

Kudus, Juni 2016

Tidak ada komentar: